Iklim dan arsitektur di Indonesia sangat dipengaruhi oleh matahari. Kondisi alam akibat pengaruh iklim tersebut direspon manusia dengan menciptakan lingkungan binaan. Iklim di Indonesia adalah tropik basah, karena kadar uap airnya (humidity) tinggi dengan dua musim.
Pada daerah yang memiliki iklim tropik kering (humidity rendah), seperti daerah Arab, udara sangat panas. Penguapan sangat cepat, karena itu walaupun udara panas, mereka tetap memakai baju tebal untuk mencegah penguapan cairan tubuh yang terlalu cepat.
Masalah umum dan masalah bangunan:
1. Panas bangunan tidak menyenangkan
2. Penguapan sedikit karena gerakan udara lambat
3. Perlu perlindungan terhadap radiasi matahari, hujan dan serangga
4. Di sekitar lautan juga diperlukan perlindungan terhadap angin keras
Hal-hal penting untuk diperhatikan:
1. Bangunan sebaiknya terbuka dengan jarak yang cukup antara masing-masing bangunan, untuk menjamin sirkulasi udara yang baik
2. Orientasi bangunan adalah utara-selatan untuk mencegah pemanasan matahari terhadap fasade yang lebih lebar
3. Bangunan harus memiliki lebar yang masih memungkinkan untuk mendapatkan ventilasi silang
4. Ruang di sekitar bangunan harus diberi peneduh tetapi tidak mengganggu sirkulasi udara
5. Harus dipersiapkan penyaluran air hujan dari atap ke halaman
6. Bangunan ringan dengan daya serap panas yang rendah, contoh: dinding gedek atau bilik sebagai dinding bernafas untuk membantu penguapan.
Vegetasi merupakan sumberdaya alam bagi untuk bangunan, sebab:
1. Berpengaruh terhadap arsitektur tradisional di zaman pertanian
2. Berpengaruh pada lingkungan binaan yang terbentuk disesuaikan dengan alam
Contoh:
- Sumatera dan Kalimantan kaya akan vegetasi yang subur seperti kayu, sehingga rumah berbahan kayu, lantai rumah ditinggikan karena menghindari kelembaban, dan atap curam untuk mengatasi curah hujan yang tinggi
- Pada daerah Toraja digunakan bambu
- Daerah Jawa, lantai semakin menempel ke tanah, tidak seperti di Sumatera
- Di Kupang, Sumba, Flores, dan Timor, karena tidak ada hutan, banyak savana, maka digunakan rumbia dan alang-alang pada arsitekturnya.
Konstruksi Arsitektur Tropis
- Ruang dilalui angin setinggi badan
- Ruang para-para harus diberi angin
- Lantai dapat diangkat, dijadikan lubang ventilasi (dapat dilalui angin)
- Atap mempunyai daya serap panas yang rendah agar dapat menahan panas.
Tiga wujud arsitektur tropis:
1. Arsitektur Teknologis
Semua pengkondisian interior dilakukan secara mekanis. Hanya tampak luarnya saja yang mencerminkan arsitektur tropis.
2. Arsitektur Tropis Geografis
Menggunakan prinsip-prinsip arsitektur tropis secara menyeluruh, selubung bangunan, maupun di dalamnya.
3. Arsitektur Kultural
Karena budaya yang turun temurun.
Pada daerah khatulistiwa, perbedaan temperatur iklim tropis basah tidak ekstrim. Untuk daerah tropis basah, dinding perlu memiliki lubang agar udara dapat mengalir dan mengurangi kelembaban udara dalam ruang, sehingga mempermudah penguapan. Pada prinsipnya, udara dapat mengalir di dalam ruangan, setinggi ruang, minimal setinggi badan. Temperatur di dalam dan di luar ruangan sama.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar