Minggu, 21 November 2010

Cool Dayllighting

Cool Dayllighting adalah salah satu istilah, yang sudah di 'trademark' oleh sebuah organisasi di AS, Daylighting CollaborativePada dasarnya, Cool Daylighting adalah sistem pengaturan dengan menggunakan berbagai perangkat untuk mencapai hasil maksimal dari pencahayaan Sinar Matahari untuk digunakan sebagai penerangan ruangan dengan tetap menjaga suhu yang nyaman dan juga tidak lupa, penerangan ruangan yang cukup walaupun cuaca mendung.


Secara garis besar, pengaturan dilakukan melalui pendekatan sbb:
  1. perancangan bentuk dan orientasi bangunan serta peletakan jendela yang sesuai dengan jalur gerak matahari
  2. penggunaan krey yang bisa diatur (operable window blinds)
  3. otomatisasi pencahayaan (lighting automation with solar sensor)
  4. otomatisasi penyejuk udara (HVAC automation with smart thermostat)
  5. sensor okupansi (occupancy sensor) dll.

Cool Daylight merupakan bagian dari desain surya pasif yang menggunakan cahaya alami untuk mengurangi kebutuhan penerangan listrik sekaligus mengurangi keuntungan panas matahari. Cool Daylight dapat mencakup atap matahari (Sun Roofs), tabung matahari (Sun Tubes), desain clerestory, dan jendela.



Jendela merupakan Cool Daylight


Sun Roofs
Sun Tubes


Clerestory Design








Pertanyaan yang sering muncul adalah, akankah penghuni gedung mendapatkan kenyamanan seperti yang direncanakan?

Bagaimanapun juga, tujuan utama perancangan sebuah sistem pencahayaan dan automatisasi adalah kenyamanan dalam menggunakan gedung itu sendiri. Akan menjadi sebuah kesia-siaan bila ternyata seluruh investasi untuk Cool Daylighting ini (yang tidak kecil) ternyata hanya menggangu kegiatan penghuni bangunan.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, sebuah penelitian telah dilakukan di Solon High School, Iowa, AS, salah satu kasus terapan yang telah dihuni  1 tahun sebelum penelitian ini dibuat.

Ternyata tanggapannya cukup mengesankan. Mayoritas penghuni gedung bereaksi positif terhadap penerapan desain ini. Sebagian besar murid malah tidak menyadari peralihan dari pencahayaan alami ke pencahayaan buatan, karena sepanjang pengetahuan mereka penerangan dalam ruangan sangat mencukupi.

Sumber :


Polusi Cahaya (Photopollution)

Saat kita membangun rumah, pencahayaaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Selain untuk penerangan, pencahayaan juga bisa digunakan untuk menambah nilai estetika pada rumah kita.  Tapi jika kita tidak “pintar” dalam menggunakan pencahayaan tersebut dapat menimbulkan dampak yang cukup besar, bukan hanya bagi manusia, hewan dan tumbuhan tetapi juga membawa dampak besar bagi global.

Saat ini ada istilah photopollution atau polusi cahaya, adalah cahaya buatan menonjol atau berlebihan. Salah satu jenis polusi cahaya yang sering kita lakukan adalah penggunaan cahaya yang berlebihan (Over-illumination). Seperti  di Amerika Serikat , pencahayaan lebih yang bertanggung jawab untuk sekitar dua juta barel minyak per hari dalam energi yang terbuang. 

Hal ini didasarkan pada konsumsi AS setara dengan 50 juta barel per hari (7.900.000 m 3 / d) dari minyak bumi.  Lebih lanjut dicatat di Departemen yang sama sumber energi yang lebih dari 30 persen dari seluruh energi dikonsumsi oleh komersial , industri dan sektor perumahan. Energi audit bangunan yang ada menunjukkan bahwa komponen pencahayaan penggunaan residensial, komersial dan industri mengkonsumsi sekitar 20 sampai 40 persen dari lahan tersebut menggunakan, variabel dengan wilayah dan penggunaan lahan. Jadi rekening energi untuk pencahayaan sekitar empat atau lima juta barel minyak (setara) per hari. Sekali lagi data audit energi menunjukkan bahwa sekitar 30 sampai 60 persen energi yang dikonsumsi dalam pencahayaan tidak diperlukan atau serampangan.

 Sebuah gedung kantor diterangi oleh natrium tekanan tinggi (HPS) lampu bersinar ke atas, yang banyak cahaya masuk ke langit dan blok apartemen tetangga dan menyebabkan polusi cahaya, di Nijmegen , Belanda.





Over-iluminasi berasal dari beberapa faktor:
§  Tidak menggunakan timer, sensor hunian atau kontrol lain untuk memadamkan lampu bila tidak diperlukan
§  Yang tidak tepat desain, khususnya ruang kerja, dengan menentukan tingkat yang lebih tinggi dari cahaya dari yang dibutuhkan untuk suatu tugas yang diberikan
§  Salah pilihan perlengkapan atau bola lampu , yang tidak cahaya langsung ke daerah-daerah yang diperlukan
§  pemilihan perangkat keras yang tidak benar untuk memanfaatkan energi lebih dari yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas pencahayaan
§  pelatihan yang tidak lengkap dari manajer bangunan dan penghuni menggunakan sistem pencahayaan efisien
§  Pencahayaan yang tidak memadai pemeliharaan mengakibatkan peningkatan cahaya tersesat dan biaya energi
§  "Daylight pencahayaan" dapat diminta oleh warga untuk mengurangi kejahatan atau oleh pemilik toko untuk menarik pelanggan, jadi over-pencahayaan dapat menjadi pilihan desain, bukan suatu kesalahan. Dalam kedua kasus pencapaian target dipertanyakan.
§  Penggantian lampu merkuri lama dengan yang lebih efisien atau natrium lampu halida logam menggunakan tenaga listrik yang sama
§  Teknik pencahayaan tidak langsung, seperti lampu dinding vertikal untuk bangkit foton di tanah.

Contoh dari sumber polusi cahaya, menggunakan spektrum luas lampu halida logam , mengarah ke atas di Uniqema Gouda, Belanda.

Mexico City di malam hari, dengan diterangi langit cerah.





Solusi untuk mengatasi polusi cahaya ini dapat dilakukan tergantung pada masalahnya. Solusi yang bisa dilakukan termasuk:
§  Memanfaatkan sumber cahaya intensitas minimum yang diperlukan untuk mencapai tujuan cahaya itu.
§  Menghidupkan lampu menggunakan sensor timer atau hunian atau secara manual bila tidak diperlukan.
§  Meningkatkan perlengkapan pencahayaan, sehingga mereka langsung cahaya mereka yang lebih akurat terhadap tempat yang membutuhkan, dan dengan efek samping yang lebih sedikit.
§  Menyesuaikan jenis lampu yang digunakan, sehingga gelombang cahaya yang dipancarkan adalah mereka yang kurang cenderung menimbulkan masalah polusi cahaya parah.
§  Mengevaluasi rencana pencahayaan yang ada, dan re-merancang beberapa atau semua rencana tergantung pada apakah lampu yang ada benar-benar diperlukan.


Sumber :
en.wikipedia.org/wiki/Light_pollution

Sabtu, 20 November 2010

”Green Architecture”


Green arsitektur ialah”sebuah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal. 


Konsep arsitektur ini lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan, memiliki tingkat keselarasan yang tinggi antara strukturnya dengan lingkungan, dan penggunaan sistem utilitas yang sangat baik. Green architecture dipercaya sebagai desain yang baik dan bertanggung jawab, dan diharapkan digunakan di masa kini dan masa yang akan datang.

Dalam jangka panjang, biaya lingkungan sama dengan biaya sosial, manfaat lingkungan sama juga dengan manfaat sosial. Persoalan energi dan lingkungan merupakan kepentingan profesional bagi arsitek yang sasarannya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup.

Beberapa contoh bangunan yang menggunakan konsep “GREEN ARCHITECTURE”.

1.) Healthy House ( Indonesia ).

Salah satu prinsip Green Architecture adalah working with Climate (bekerjasama dengan iklim). Wilayah Indonesia yang beriklim tropis dengan ciri-ciri udara panas-lembab, curah hujan rata-rata cukup tinggi dan sinar matahari yang bersinar sepanjang tahun, diperlukan penanganan khusus dalam merancang bangunan Healthy House pada daerah tropis.

Perencanaan dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan ini akan memperoleh hasil yang maksimal. Tidak jarang kita temui bangunan dibuat tanpa memperhitungkan aspek iklim, misalnya dengan menggunakan dinding kaca keseluruhan, padahal pantulan sinar dan panas matahari menambah panas dalam ruangan.

2.) Architecture Design Kindergarten School ( Croatia ) .






Berdiri diatas sebidang tanah dengan luas 2300 m. Sekolah ini didirikan dengan sebuah konsep green architecture. Hal ini dapat dilihat dari bentuk dan pengaturan sirkulasinya. 


Sekolah ini banyak mengambil ruang terbuka untuk mengambil sirkulasi udara alami dan memanfaatkan kaca – kaca sebagai pencahayaan alami melaui sinar matahari.




Sumber :


Sebastian. GREEN ARCHITECTURE.
Priatman, Ir. Jimmy, M Arch. Konsep Green Building dan Green Architecture. Pimpinan Center for Building Energy Study Universitas Petra.





Menerapkan Konsep ”Green Architecture”

Zaman  yang  sudah  modern  seperti  saat ini, banyak  sekali  fasilitas yang sudah memadai. Dengan adanya kebutuhan yang serba instant, membuat orang semakin malas untuk melakukan sesuatu secara konvensional.


Kebutuhan papan yang sekarang menjadi kebutuhan kapital bagi setiap orang membuat bidang properti menjadi meningkat. Hal ini dapat mempengaruhi percepatan arus urbanisasi dan dampak sosial yang terjadi. Mereka yang belum memiliki tempat tinggal secara permanen, telah membentuk lingkungan yang kumuh. Selain itu, pemanfaataan sumber daya alam yang sudah tidak diperhitungkan lagi seberapa besar dampak yang akan terjadi, menambah kerusakan pada alam ini.

Banyak sekali dampak yang terjadi dari pemanfaatan alam yang tidak dimanfaatkan secara sebaik-baiknya. Akhir-akhir ini telah kita rasakan dampak yang terjadi akibat pengaruh dari kerusakan alam ini. Sekarang, ruang hijau menjadi semakin berkurang, dan resapan air juga semakin berkurang sehingga menyebabkan terjadinya banjir. 

Bagaimana  cara menangani semua yang terjadi di permukaan bumi ini dengan cara arsitektural. Karena arsitektur adalah salah satu pemeran utama sebagai penyebab dan penanggung jawab atas segala perubahan dimuka bumi. Salah satu cara untuk menangani dampak pergantian iklim ini dalam bidang arsitektur ialah dengan cara menerapkan konsep”Green Architecture. Karena dengan cara ini segala dampak perusakkan alam, penghematan energy dan lain - lainya dapat ditekan.

Dengan adanya bencana yang terjadi, kini ramai dengan istilah “Green Architecture”. Green Architecture merupakan sebuah konsep merancang dengan memadukan antara bangunan dengan kondisi lingkungan yang sudah ada, sehingga keberadaan bangunan tersebut tidak merugikan lingkungannya. Konsep ini semakin banyak dikembangkan seiring dengan isu internasional yaitu global warming. 


Green Architecture pendekatan  pada  bangunan  yang  dapat meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan. Arsitektur hijau meliputi lebih dari sebuah bangunan. Keselarasan hidup manusia dan alam terangkum dalam konsep green architecture. Konsep yang kini tengah digalakkan dalam kehidupan manusia modern.

          Dalam perencanaannya, harus meliputi lingkungan utama yang berkelanjutan. Untuk pemahaman dasar arsitektur hijau (green architecture) yang berkelanjutan, di antaranya lanskap, interior, dan segi arsitekturnya menjadi satu kesatuan.






Hotel yang menggunakan konsep green architecture.





          Secara sederhana konsep green architecture ini bisa kita terapkan di dalam rancangan rumah sederhana sekalipun, hanya apakah ada goodwill atau tidak untuk penerapannya.konsep-konsep sederhana seperti rumah hemat listrik, hemat air, dan sebagainya dapat mulai diterapkan untuk mengantisipasi berkurangnya sumber listrik dan air di kehidupan sehari-hari.


Sumber :

Sebastian. GREEN ARCHITECTURE.
Priatman, Ir. Jimmy, M Arch. Konsep Green Building dan Green Architecture. Pimpinan Center for Building Energy Study Universitas Petra.